Selasa, 16 Februari 2016

Seulas Senyuman Ibu

Direlung mata hatiku mampu mengenang senyuman ibu nan tulus ini, senyuman

buat pertama kali pada saat aku di beri nyawa, membesar dalam kehangatan kasi rahim ibu, selamat dalam rimbunan sayang.
Dilentera cahaya cinta lewat lindungan , sementara zahir masih dipangkuan mesra kandungan ibu.
Dari awal menjadi janin kecil, segumpal daging merah sehingga sekujur tubuh terbina sempurna selama 9 bulan siapa bilang seorang bayi yang masih berupa janin tidak berupaya melihat ibunya tersenyum ? Aku mampu merasakan waktu bernaung di perut ibu, aku menikmati senyuman itu , setiap kali ibu mengelus perut yang memadat , curahan senyuman manis terpanah buatku. Setiap kali ibu berdoa dan berdzikir, makan ,dan minum,tidur dan jaga, selalu menghayati kehamilannya, bibir itu tulus mengukir senyum untukku.
Setiap kali juga tatkala kakiku bereaksi menendang perutnya, ibu tetap kaget tersenyum gara-gara terpanahanya lewat hentakan kecil itu.
Hari demi hari terlewati, aku mulai membesar dikandungan ibu. Ibu tak jera mengulas senyuman girang. Matanya tersenyum, bibirnya merekah senyum, pipinya menandakan senyuman dan semua tubuhnya tulus memberikan senyumana bangga.
Kini saatnya aku keluar dari perut ibu, ku ingin melihat dunia dan melihat wajah ibu. Perjuangan yang sangat susah dan menguras tenaga ibu, hingga nyawa menjadi tanggungan demi anak tercinta.
Aku memaksa keluar dari perutnya harus melahirkanku. Ku tak tega melihat ibu menjerit-jerit kesakitan. Tapi perjuangan ibu tak berakhir sia-sia, aku lahir dari perut ibu. Ibu tersenyum dan mengucapkan Alhamdulillah. Saat itulah aku berada dipelukan ibu yang hangat dan saat itu juga ku melihat wajah ibu dan senyuman yang belum pernah aku lihat.
Dengan berjalannya waktu aku tumbuh menjadi kanak-kanak yang sangt lucu. Dengan telapak kaki ini aku pijakkan  langkah-langkah pelangi untuk mengukir tulusnya kasih ibu selama ini padaku.
Dari bertatih-tatih aku langsung berjalan perlahan-lahan menuju pelukan ibu, ibu tersenyum bangga setiap kakiku berhasil berjalan kepangkuannya.
Sungguh indah kasih sayang ibu !
          Pertama ku melihat seorang ibu bersusah payah dihadapanku, disaat aku menangis ibu menggendongku dan member seulas ciuman indah yang mendarat di keningku.
Hingga aku tumbuh dewasa. Kini ku mengerti semua jasa ibu yang telah diberikan kepadaku. Hingga ibu bertatih-tatih membanting tulang untukku. Saat yang paling indah, disaat ibu memelukku, menciumku. Aku merasakan bahwa itulah permata hatiku, cahaya hidupku dan segalanya bagiku.
                                                     Thank’s mom
                                                    You are my everything. . .

0 komentar:

Posting Komentar