Direlung mata hatiku mampu mengenang
senyuman ibu nan tulus ini, senyuman
Dilentera
cahaya cinta lewat lindungan , sementara zahir masih dipangkuan mesra kandungan
ibu.
Dari
awal menjadi janin kecil, segumpal daging merah sehingga sekujur tubuh terbina
sempurna selama 9 bulan siapa bilang seorang bayi yang masih berupa janin tidak
berupaya melihat ibunya tersenyum ? Aku mampu merasakan waktu bernaung di perut
ibu, aku menikmati senyuman itu , setiap kali ibu mengelus perut yang memadat ,
curahan senyuman manis terpanah buatku. Setiap kali ibu berdoa dan berdzikir,
makan ,dan minum,tidur dan jaga, selalu menghayati kehamilannya, bibir itu
tulus mengukir senyum untukku.
Setiap kali juga tatkala kakiku
bereaksi menendang perutnya, ibu tetap kaget tersenyum gara-gara terpanahanya
lewat hentakan kecil itu.
Hari
demi hari terlewati, aku mulai membesar dikandungan ibu. Ibu tak jera mengulas
senyuman girang. Matanya tersenyum, bibirnya merekah senyum, pipinya menandakan
senyuman dan semua tubuhnya tulus memberikan senyumana bangga.
Kini saatnya aku keluar dari perut
ibu, ku ingin melihat dunia dan melihat wajah ibu. Perjuangan yang sangat susah
dan menguras tenaga ibu, hingga nyawa menjadi tanggungan demi anak tercinta.
Aku memaksa keluar dari
perutnya harus melahirkanku. Ku tak tega melihat ibu menjerit-jerit kesakitan.
Tapi perjuangan ibu tak berakhir sia-sia, aku lahir dari perut ibu. Ibu
tersenyum dan mengucapkan Alhamdulillah. Saat itulah aku berada dipelukan ibu
yang hangat dan saat itu juga ku melihat wajah ibu dan senyuman yang belum
pernah aku lihat.
Dengan
berjalannya waktu aku tumbuh menjadi kanak-kanak yang sangt lucu. Dengan
telapak kaki ini aku pijakkan
langkah-langkah pelangi untuk mengukir tulusnya kasih ibu selama ini
padaku.
Dari
bertatih-tatih aku langsung berjalan perlahan-lahan menuju pelukan ibu, ibu
tersenyum bangga setiap kakiku berhasil berjalan kepangkuannya.
Sungguh
indah kasih sayang ibu !
Pertama ku melihat seorang ibu
bersusah payah dihadapanku, disaat aku menangis ibu menggendongku dan member
seulas ciuman indah yang mendarat di keningku.
Hingga aku tumbuh dewasa. Kini ku
mengerti semua jasa ibu yang telah diberikan kepadaku. Hingga ibu
bertatih-tatih membanting tulang untukku. Saat yang paling indah, disaat ibu
memelukku, menciumku. Aku merasakan bahwa itulah permata hatiku, cahaya hidupku
dan segalanya bagiku.
Thank’s mom
You are my everything. . .
0 komentar:
Posting Komentar